Selasa, 29 Desember 2009

Faktor Perubahan Iklim Global

Beberapa dasawarsa ini banyak sekali orang dari seluruh dunia membicarakan masalah pemanasan global (Global Warming),bahkan negara-negra Asean sengaja melakukan pertemuan untuk membahas masalah ini sehingga menghasilkan kesepakatan-kesepakatan dalam dunia internasional.

Perubahan iklim global yang terjadi dalam beberapa dasawarsa terakhir ini tidak hanya ditentukan dari aktivitas manusia. Aktivitas siklus matahari juga diyakini turut memiliki andil terhadap terciptanya pemanasan global. "Secara jangka panjang, factor kosmogenik (aktivitas matahari) memiliki andil dalam perubahan iklim yang terjadi di bumi, meskipun itu tidak sebesar pengaruh yang dipicu factor antropogenik atau aktivitas manusia," ucap peneliti utama bidang astronomi-astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Thomas Djamaluddin, di Bandung. Menurutnya, beberapa peneliti di dunia bahkan menuding bahwa aktivitas matahari dalam memicu perubahan iklim lebih dominan ketimbang factor manusia.Hal ini ditandai sejumlah parameter, di antaranya memanasnya planet-planet lain di system tatasurya, khususnya Planet Mars. Menurutnya, paham atau penelitian yang meyakini bahwa matahari memiliki andil di dalam memicu pemanasan global di bumi masih terbilang jarang.Meskipun ia termasuk kelompok yang meyakini adanya factor kosmogenik itu. Namun, hingga saat ini belum ditemukan mekanisme danpenjelasan memuaskan mengenai kaitan faktoritu. "Ada yang mengatakan, itu karena pengaruh perubahan sinar kosmik akibat aktivitas matahari. Kosmikray ini juga menjadi bagian yang penting dalam menentukan kondensasi dan liputan awan hujan di bumi. Ada juga yang mengatakan, itu tercipta akibat perubahan tekanan rendah-tinggi di lautan Pasifik dalam kaitan dengan El Nino dan La Nina," tuturnya.

Belum adanya mekanisme yang pasti, ucapnya, menjadi tantangan bagi peneliti, termasuk dirinya.Namun, ia mengatakan bahwa yang bisa dilakukan manusia hanyalah melakukan mitigasi dan adaptasi mengurangi dampak akibat factor antropogenik. "Ya kalau aktivitas matahari kan alami, kita tidak bisa berbuat apa-apa," ungkap alumnus Astronomi ITB ini. Menurut Dhani Herdiwijaya, ahli Fisika Matahari dari Institut Teknologi Bandung, tingkat radiasime dan magnetic matahari perlahan turun. Saat ini, tingkat radiasi berada di titik minimal.Dalam beberapa tahun terakhir, bintik matahari jugasangat jarang terbentuk. "Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan terulangnya masa es kecil yang disebut Maunder Minimum di abad ke-17. Yang orang-orang tahu saat ini, bumi tengah terjadi pemanasan global.Padahal, sebetulnya, kita juga tengah menghadapi kemungkinan kondisiglobal cooling," ujarnya. Sumber : kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar